Manajemen
Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian MSDM
Manajemen diadopsi dari kata management, yang merupakan pengembangan
dari kata asal bahasa Latin yaitu manus yang berarti tangan, dan berkembang
menjadi maneggiare yang berarti
menangani (Sulistyani & Rosidah, 2003: 7). Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan,
2007: 9). Manajemen memang dapat memiliki pengertian lebih luas daripada itu,
tetapi definisi di atas memberikan kepada kita kenyataan bahwa yang diutamakan
adalah mengelola sumber daya manusia bukan material atau finansial.
Menurut Nawawi (2005:40) terdapat
tiga pengertian SDM, yaitu:
1)
Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di
lingkungan organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau
karyawan).
2)
Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai
penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3)
Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan aset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non
financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi
nyata (real) secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Pada
dasarnya prinsip SDM adalah satu-satunya sumber daya yang sangat menentukan
organisasi. Untuk itulah maka eksistensi SDM dalam organisasi sangat kuat untuk
mencapai kondisi yang lebih baik maka perlu adanya manajemen terhadap SDM
secara memadai sehingga terciptalah SDM yang berkualitas, loyal, dan
berprestasi. MSDM merupakan usaha untuk mengerahkan dan mengelola sumber daya
manusia di dalam organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang
diinginkan oleh organisasi (Sulistyani & Rosidah, 2003: 10).
Menurut
Handoko (1991: 4), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan dan pengunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik
tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Sedangkan menurut Malayu Hasibuan
(2007: 10), MSDM adalah ilmu seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan,
masyarakat. Dalam perkembangannya Manajemen Sumber Daya Manusia diartikan sama
dengan manajemen personalia. Flippo (dalam Handoko, 1991: 3) mengemukakan bahwa
manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, peberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Berdasakan
pengertian di atas jelas bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian
yang penting bahkan dapat dikatakan bahwa manajemen itu pada hakikatnya adalah
Manajemen Sumber daya Manusia adalah identik dengan manajemen itu sendiri. MSDM
adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan
manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan
tenaga kerja/karyawan pada perusahaan. Manusia selau berperan aktif dan dominan
dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia manjadi perencana, pelaku, dan
penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mingkin terwujud tanpa
peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu
canggihnya. Jadi, MSDM mengatur tenaga kerja/karyawan sedemikian rupa sehingga
terwujud tujuan perusahaan, kepuasan karyawan, dan masyarakat.
2.
Pengembangan Karir Karyawan
Karyawan adalah aset utama
perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas
organisasi/perusahaan. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status,
dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen yang
dibawa ke dalam organisasi perusahaan. Karyawan bukan mesin, uang, dan material
yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung
tercapainya tujuan perusahaan.
Menurut Hasibuan (2007: 117),
karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan
pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan
perjanjian. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008), karyawan
merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan) dengan
mendapatkan gaji (upah).
Jadi menurut definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga atau
perusahaan dengan balas jasa berupa gaji (upah).
Suatu karier mencerminkan
perkembangan para anggota organisasi/karyawan secara individu dalam jenjang
jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam
organisasi/perusahaan yang bersangkutan. Sehingga dengan demikian suatu karier
menunjukkan orang-orang pada masing-masing peranan atau status mereka.
Pengembangan (development) adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan ( Hasibuan, 2007: 68). Untuk
meningkatkan kemampuan kerja para karyawan, perusahaan/organisasi harus
menjalankan usaha-usaha pengembangan karyawannya. Jadi tujuan pengembangan
karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam mencapai
hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Pengembangan karyawan dibutuhkan untuk
mempersiapkan diri para karyawan atau pegawai dalam pengembangan karier mereka
masing-masing.
Karier atau career dalam bahasa Inggris, pada dasrnya merupakan istilah teknis
dalam administrasi personalia atau personel
administration. Menurut Handoko
(dalam Martoyo, 1996: 70) menyebutkan
bahwa suatu karier atau career adalah
semua pekerjaan/jabatan yang dipunyai/dipegang selama kehidupan kerja
seseorang. Istilah karier telah digunakan untuk menunjukkan orang-orang pada
masing-masing peranan status mereka. Seperti diungkapakan oleh Handoko (1991:
121), bahwa pada umumnya istilah karier mencakup tiga pengertian, sebagai
berikut:
1)
Karier sebagai suatu urutan promosi atau pemindahan
(transfer) lateral ke jabatan-jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau
ke lokasi-lokasi yang lebih baik dalam atau menyilang hirarki hubungan kerja
selam kehidupan kerja seseorang.
2)
Karier sebagai penunjuk pekerjaan-pekerjaan yang membentuk
suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas jalur karier.
3)
Karier sebagai sejarah pekerjaan seseorang, atau serangkaian
posisi yang dipegangnya selama kegidupan kerja. Dalam konteks ini, semua orang
dengan sejarah kerja mereka disebut mempunyai karier.
Pengembangan karier adalah suatu
kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam
suatu organisasi dala jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang
bersangkutan. Bagaimanapun juga pengembangan karier masing- masing anggota
dalam organisasi tentunya tidak sama, karena amat tergantung dari berbagai
faktor tersebut terdahulu.
Secara individual setiap anggota
organisasi harus siap mengembangkan dirinya dalam rangka penitian kariernya
lebih lanjut. Handoko (dalam Martoyo: 1996: 79-80) mengatakan bahwa ada enam
kegiatan pengembangan karier yang dapat dilakukan masing-masing individu
sebagai berikut:
1)
Prestasi Kerja
Kegiatan paling penting untuk
memajukan karier adalah prestasi kerja yang baik karena hal ini mendasari semua
kegiatan pengembangan karier lainnya.
2)
Exposure
Kemajuan karier juga ditentukan oleh exposure, berarti
menjadi dikenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer dan
kesempatan-kesempatan karier lainnya. Tanpa exposure, karyawan yang berprestasi
baik, mungkin tidak memperoleh kesempatan untuk mencapai sasaran-sasaran
kariernya.
3)
Permintaan Berhenti
Hal ini merupakan suatu cara untuk
mencapai sasaran karier apabila ada kesempatan karier di tempat lain. Sehingga
dengan permintaan berhenti tersebut, yang bersangkutan berpindah tempat
bertugas/bekerja.
4)
Kesetiaan Organisasional
Kesetiaan pada organisasi di mana
seseorang bertugas/bekerja turut menentukan kemajuan karier yang bersangkutan.
5)
Mentors dan Sponsors
Para mentor atau pembimbing karier
informal bila berhasil membimbing karier karyawan atau pengembangan kariernya
lebih lanjut, maka para mentor tersebut dapat menjadi sponsor mereka. Seorang
sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat menciptakan
kesempatan-kesempatan pengembangan karier bagi orang-orang lain.
6)
Kesempatan-Kesempatan untuk Tumbuh
Hal ini terjadi apabila karyawan
meningkatkan kemampuan, misalnya melalui program latihan, pengambilan
kursus-kursus atau penambahan gelar, dan sebagainya.
Pengembangan suatu karier seharusnya
memang tidak tergantung pada usaha-usaha individual saja, sebab hal itu
kadangkala tidak sesuai dengan kepentingan organisasi/perusahaan. Untuk
memungkinkan sinkronnya dengan kepentinagn organisasi/perusahaan, maka
departemen personalia dapat mengatur pengembangan karier para karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar