Selasa, 03 Desember 2013

DAMPAK DITETAPKANNYA PURA BESAKIH SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (Kajian Ekonomi, Sosial Budaya dan Lingkungan)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum
Pura Besakih merupakan pura terbesar di Bali yang dijadikan tempat pemujaan para leluhur dan para Dewa oleh masyarakat yang beragama Hindu di Bali dan luar Bali. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya).
Keberadaan pura Besakih
2.1.1 Sejarah
Pura Besakih memang mempunyai perjalanan yang panjang, pura ini menjadi begitu sentral bagi masyarakat Bali, maka hadirnya berbagai legenda tentang orang-orang suci yang membangunnya, memperbaiki, menata kembali dapat dipahami kehadirannya.
Rsi Markandeya disebut sebagai orang yang pertama kali menanam panca datu (lima bahan sebagai dasar bangunan) sebagai dasar pendirian Pura Besakih. Beliau datang ke Bali setelah merambah hutan lebat, sempat kembali ke Jawa untuk mencari pengiring, barulah sampai di Besakih (Agastia, 1993: 1).
Di samping itu cerita pengabdian penuh bhakti Sang Kulputih “tukang sapuh” di Besakih ditemui juga pada Lontar Sangkulpinge. Tetapi yang lebih memiliki fakta sejarah adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh Mpu Kuturan yang kemudian dikenal sebagai pendiri Sad Kahyangan di Bali.
Mpu Baradah, saudara kandung Mpu Kuturan yang menjadi Pandita (pendeta) kerajaan Airlangga di Jawa Timur, untuk menata kembali Pura Besakih. Selanjutnya kehadiran Dang Hyang Nirartha (Dang Hyang Dwijendra) sebagai padiksyan atau purohita (pandita kerajaan) Kerajaan Gelgel di bawah Raja Waturenggong, besar peranannya dalam menata kembali kehidupan agama Hindu di Bali, termasuk menata kembali Pura Besakih dan tata upacaranya. Beliau menyarankan raja Waturenggong untuk menyelenggarakan Upacara Ekadasarudra di Besakih sekalian dengan runtutan upacaranya, sebagaimana diwariskan kini.
2.1.2 Lokasi
Lokasi pura Besakih
Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali,Indonesia. Sekitar 2 jam perjalanan dari kota Denpasar dan 2,5 jam dari bandara Ngurah Rai. Terletak di kaki Gunung Agung, tepatnya di sebelah barat daya gunung.
2.2 Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Pura Besakih
            Meskipun dalam penelitian ini membahas tentang pura Besakih, namun dampak yang timbul dari pengembangan pariwisata tidak lepas dari masyarakat setempat. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung melibatkan masyarakat, sehingga menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat setempat.
            Meskipun pengembangan pariwisata menimbukan dampak di berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti politik, keamanan, dan sebagainya. Namun penelitian ini hanya akan membahas dampak pengembangan pariwisata terhadap masyarakat lokal, khusunya masyarakat di sekitar pura Besakih.
            Selain dampak terhadap masyarakat di sekitar pura Besakih, penelitian ini juga membahas dampak terhadap pura Besakih itu sendiri. Sehingga dalam penelitian ini ada empat aspek yang dikaji, yaitu:
2.2.1 Dampak Terhadap Ekonomi
1.      Dampak Positif
a.       Membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk di sekitar pura Besakih dibidang pariwisata seperti : tour guide, waiter, dan lain-lain.
b.      Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa digunakan masyarakat sekitar pura Besakih. Seperti : tempat belanja, tempat rekreasi, dan lain-lain.
c.       Mendapatkan devisa melalui pertukaran mata uang asing.
d.      Mendorong masyarakat sekitar pura Besakih untuk berwiraswasta/wisausaha, contoh : pedagang kerajinan, penyewaan kendaraan, penjual makanan, dan lain-lain.
2.      Dampak Negatif
a.       Bahaya ketergantungan masyarakat sekitar pura Besakih terhadap pariwisata.
b.      Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah di sekitar pura Besakih menjadi mahal.
c.       Meningkatkan barang impor ke kawasan sekitar pura Besakih yang digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu kepada para wisatawan yang datang ke pura Besakih sehingga keberadaan produk lokal hasil masyarakat sekitar pura Besakih semakin tersingkir.
d.      Mahalnya biaya-biaya perawatan fasilitas yang ada.
e.       Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian modal awal.
2.2.2 Dampak Terhadap Budaya
Mengetahui dampak sosial budaya pariwisata terhadap masyarakat lokal merupakan hal yang sulit. Perubahan sosial budaya masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh pariwisata, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam mengubah kondisi sosial budaya masyarakat, seperti pendidikan, media masa, komunikasi, dan lain-lain serta dinamika internal masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa dampak pariwisata terhadap budaya.
1.      Dampak Positif
a.       Dengan diminatinya kerajinan dan kesenian masyarakat sekitar pura Besakih oleh para wisatawan, membuat masyasarakat semakin bergairah mendalami seni dan menggali potensi-potensi yang ada, contoh : terciptanya seni tari kreasi baru.
b.      Timbulnya kebanggaan masyarakat sekitar pura Besakih mengetahui bahwa kesenian dan kebudayaannya dihormati dan dikagumi orang luar.
c.       Dengan adanya pariwisata berarti adanya pertemuan dua budaya yang berbeda, sehingga masyarakat sekitar pura Besakih mengenal beberbagai budaya dan meningkatkan pemahaman serta pengetahuan mereka.
2.      Dampak Negatif
a.       Komersialisasi tempat-tempat suci pura Besakih. Kemersialisasi ini dilakukan lewat kotak penyewaan pakaian. Akibatnya pura Besakih menjadi suatu objek komoditi yang diperdangkan kepada wisatawan.
b.      Hilangnya nilai kesakralan pura Besakih. Wisatawan yang berkunjung ke pura Besakih karena rasa ingin tau yang tinggi akan sembarangan masuk ke area-area sakral pura Besakih. Ditambah guide nakal yang sembarangan memberikan izin kepada wisatawan untuk msuk ke area sakral pura. Hal ini akan mengurangi nilai kesakralan pura Besakih.
2.2.3 Dampak Terhadap Sosial
1.      Dampak Positif
a.       Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat sekitar pura Besakih dan meningkatkan kebersihan pura Besakih
b.      Terbukanya wawasan masyarakat sekitar pura Besakih dan kesadaran bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat dunia.
c.       Masyarakat sekitar pura Besakih akan berusaha menjaga keaamanan, kenyamanan, kebersiahan, kebersihan, keindahan lingkungan di kawasan pura Besakih dan sekitarnya.
2.      Dampak Negatif
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang melibatkan banyak orang untuk bersenang-senang tanpa batas, membawa banyak uang, dan membelanjakan dalam jumlah besar. Maka akan menimbulkan dampak secara tidak langsung, seperti :
a.       Timbulnya prostitusi
b.      Gambling
c.       Kriminalitas
d.      Meniru gaya hidup konsumtif wisatawan
2.2.4 Dampak Terhadap Lingkungan
1.      Dampak Positif
a.       Konservasi pura Besakih sehingga kelangsungannya tetap terjaga.
b.      Pengenalan adminitrasi dan organisasi pada pura Besakih dan sekitarnya, sehingga pura Besakih dan sekitarnya tertata dengan rapi dan banyak dikunjungi wisatawan.
2.      Dampak Negatif
a.       Perusakan lingkungan akibat pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan kepariwisataan di pura Besakih.
b.      Polusi akibat limbah yang dihasilkan oleh sarana akomodasi.







                                                                                                       







BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpukan penetapan pura Besakih sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nassional akan memberi dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan, berupa peningkatan devisa, konservasi pura Besakih, dan sebagainya. Disamping berbagai dampak positif, penelitian ini juga menunjukan adanya dampak yang tidak diharapkan (dampak negatif), berupa komersialisasi pura Besakih, polusi, dan sebagainya.
3.2 Saran
            Sebaiknya penetapan pura Besakih sebagai Kawasan Strategis Paariwisata Nasional (KSPN) perlu disikapi dengan bijaksana. Karena penetapan ini pastinya sudah mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan pura Besakih.





                                                                                                  





DARTAR PUSTAKA
Adhisti, Oktorina. 2008. Kajian Arkeologis Dan Arsitektur Pura Maospait Gerenceng
            Bali
Bagus oka, I Gusti. 2004. Konsep Penataan Kawasan Suci Margi Agung Pura
            Besakih (Suatu Kajian Latar Belakang Filosofis)
Setiawan, I Ketut. 2011. Komodifikasi Pusaka Budaya Pura Tirta Empul
            Dalam Konteks Pariwisata Global
Suwena dan Widyatmaja. 2010. Pengantar Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar :
            Udayana University Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar