BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum
Keberadaan
pura Besakih
2.1.1 Sejarah
Pura Besakih memang mempunyai perjalanan yang panjang, pura
ini menjadi begitu sentral bagi masyarakat Bali, maka hadirnya berbagai legenda
tentang orang-orang suci yang membangunnya, memperbaiki, menata kembali dapat
dipahami kehadirannya.
Rsi Markandeya disebut sebagai orang yang pertama kali
menanam panca datu (lima bahan sebagai dasar bangunan) sebagai dasar
pendirian Pura Besakih. Beliau datang ke Bali setelah merambah hutan lebat,
sempat kembali ke Jawa untuk mencari pengiring, barulah sampai di Besakih
(Agastia, 1993: 1).
Di samping itu cerita pengabdian penuh bhakti Sang Kulputih
“tukang sapuh” di Besakih ditemui juga pada Lontar Sangkulpinge.
Tetapi yang lebih memiliki fakta sejarah adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh
Mpu Kuturan yang kemudian dikenal sebagai pendiri Sad Kahyangan di Bali.
Mpu Baradah, saudara kandung Mpu Kuturan yang menjadi Pandita
(pendeta) kerajaan Airlangga di Jawa Timur, untuk menata kembali Pura
Besakih. Selanjutnya kehadiran Dang Hyang Nirartha (Dang Hyang Dwijendra) sebagai
padiksyan atau purohita (pandita kerajaan) Kerajaan Gelgel di
bawah Raja Waturenggong, besar peranannya dalam menata kembali kehidupan agama
Hindu di Bali, termasuk menata kembali Pura Besakih dan tata upacaranya. Beliau
menyarankan raja Waturenggong untuk menyelenggarakan Upacara Ekadasarudra di
Besakih sekalian dengan runtutan upacaranya, sebagaimana diwariskan kini.
2.1.2 Lokasi
Lokasi
pura Besakih
Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karangasem, Bali,Indonesia. Sekitar 2 jam perjalanan dari kota
Denpasar dan 2,5 jam dari bandara Ngurah Rai. Terletak di kaki Gunung Agung,
tepatnya di sebelah barat daya gunung.
2.2 Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap
Pura Besakih
Meskipun dalam penelitian ini
membahas tentang pura Besakih, namun dampak yang timbul dari pengembangan
pariwisata tidak lepas dari masyarakat setempat. Pariwisata merupakan suatu
kegiatan yang secara langsung melibatkan masyarakat, sehingga menimbulkan
berbagai dampak bagi masyarakat setempat.
Meskipun pengembangan pariwisata
menimbukan dampak di berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti politik,
keamanan, dan sebagainya. Namun penelitian ini hanya akan membahas dampak
pengembangan pariwisata terhadap masyarakat lokal, khusunya masyarakat di
sekitar pura Besakih.
Selain dampak terhadap masyarakat di
sekitar pura Besakih, penelitian ini juga membahas dampak terhadap pura Besakih
itu sendiri. Sehingga dalam penelitian ini ada empat aspek yang dikaji, yaitu:
2.2.1 Dampak Terhadap Ekonomi
1. Dampak
Positif
a. Membuka
lapangan pekerjaan bagi penduduk di sekitar pura Besakih dibidang pariwisata
seperti : tour guide, waiter, dan lain-lain.
b. Dibangunnya
fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan wisatawan yang juga
secara langsung dan tidak langsung bisa digunakan masyarakat sekitar pura
Besakih. Seperti : tempat belanja, tempat rekreasi, dan lain-lain.
c. Mendapatkan
devisa melalui pertukaran mata uang asing.
d. Mendorong
masyarakat sekitar pura Besakih untuk berwiraswasta/wisausaha, contoh :
pedagang kerajinan, penyewaan kendaraan, penjual makanan, dan lain-lain.
2. Dampak
Negatif
a. Bahaya
ketergantungan masyarakat sekitar pura Besakih terhadap pariwisata.
b. Meningkatkan
inflasi dan harga jual tanah di sekitar pura Besakih menjadi mahal.
c. Meningkatkan
barang impor ke kawasan sekitar pura Besakih yang digunakan untuk memberikan
pelayanan bermutu kepada para wisatawan yang datang ke pura Besakih sehingga
keberadaan produk lokal hasil masyarakat sekitar pura Besakih semakin
tersingkir.
d. Mahalnya
biaya-biaya perawatan fasilitas yang ada.
e. Produksi
yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian modal awal.
2.2.2 Dampak Terhadap Budaya
Mengetahui dampak sosial budaya pariwisata terhadap
masyarakat lokal merupakan hal yang sulit. Perubahan sosial budaya masyarakat
tidak hanya dipengaruhi oleh pariwisata, ada beberapa faktor lain yang ikut
berperan dalam mengubah kondisi sosial budaya masyarakat, seperti pendidikan,
media masa, komunikasi, dan lain-lain serta dinamika internal masyarakat itu
sendiri. Berikut beberapa dampak pariwisata terhadap budaya.
1. Dampak
Positif
a. Dengan
diminatinya kerajinan dan kesenian masyarakat sekitar pura Besakih oleh para
wisatawan, membuat masyasarakat semakin bergairah mendalami seni dan menggali
potensi-potensi yang ada, contoh : terciptanya seni tari kreasi baru.
b. Timbulnya
kebanggaan masyarakat sekitar pura Besakih mengetahui bahwa kesenian dan kebudayaannya
dihormati dan dikagumi orang luar.
c. Dengan
adanya pariwisata berarti adanya pertemuan dua budaya yang berbeda, sehingga
masyarakat sekitar pura Besakih mengenal beberbagai budaya dan meningkatkan
pemahaman serta pengetahuan mereka.
2. Dampak
Negatif
a. Komersialisasi
tempat-tempat suci pura Besakih. Kemersialisasi ini dilakukan lewat kotak
penyewaan pakaian. Akibatnya pura Besakih menjadi suatu objek komoditi yang
diperdangkan kepada wisatawan.
b. Hilangnya
nilai kesakralan pura Besakih. Wisatawan yang berkunjung ke pura Besakih karena
rasa ingin tau yang tinggi akan sembarangan masuk ke area-area sakral pura
Besakih. Ditambah guide nakal yang sembarangan memberikan izin kepada wisatawan
untuk msuk ke area sakral pura. Hal ini akan mengurangi nilai kesakralan pura
Besakih.
2.2.3 Dampak Terhadap Sosial
1. Dampak
Positif
a. Meningkatkan
taraf pendidikan masyarakat sekitar pura Besakih dan meningkatkan kebersihan
pura Besakih
b. Terbukanya
wawasan masyarakat sekitar pura Besakih dan kesadaran bahwa mereka merupakan bagian
dari masyarakat dunia.
c. Masyarakat
sekitar pura Besakih akan berusaha menjaga keaamanan, kenyamanan, kebersiahan,
kebersihan, keindahan lingkungan di kawasan pura Besakih dan sekitarnya.
2. Dampak
Negatif
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang melibatkan
banyak orang untuk bersenang-senang tanpa batas, membawa banyak uang, dan
membelanjakan dalam jumlah besar. Maka akan menimbulkan dampak secara tidak
langsung, seperti :
a. Timbulnya
prostitusi
b. Gambling
c. Kriminalitas
d. Meniru
gaya hidup konsumtif wisatawan
2.2.4 Dampak Terhadap Lingkungan
1. Dampak
Positif
a. Konservasi
pura Besakih sehingga kelangsungannya tetap terjaga.
b. Pengenalan
adminitrasi dan organisasi pada pura Besakih dan sekitarnya, sehingga pura
Besakih dan sekitarnya tertata dengan rapi dan banyak dikunjungi wisatawan.
2. Dampak
Negatif
a. Perusakan
lingkungan akibat pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
kepariwisataan di pura Besakih.
b. Polusi
akibat limbah yang dihasilkan oleh sarana akomodasi.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka
dapat disimpukan penetapan pura Besakih sebagai Kawasan Strategis Pariwisata
Nassional akan memberi dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang
diharapkan, berupa peningkatan devisa, konservasi pura Besakih, dan sebagainya.
Disamping berbagai dampak positif, penelitian ini juga menunjukan adanya dampak
yang tidak diharapkan (dampak negatif), berupa komersialisasi pura Besakih,
polusi, dan sebagainya.
3.2 Saran
Sebaiknya penetapan pura Besakih
sebagai Kawasan Strategis Paariwisata Nasional (KSPN) perlu disikapi dengan
bijaksana. Karena penetapan ini pastinya sudah mempertimbangkan berbagai aspek
yang terkait dengan pura Besakih.
DARTAR PUSTAKA
Adhisti, Oktorina. 2008. Kajian
Arkeologis Dan Arsitektur Pura Maospait Gerenceng
Bali
Bagus oka, I Gusti. 2004. Konsep
Penataan Kawasan Suci Margi Agung Pura
Besakih (Suatu Kajian Latar Belakang
Filosofis)
Setiawan, I Ketut. 2011. Komodifikasi
Pusaka Budaya Pura Tirta Empul
Dalam Konteks Pariwisata Global
Suwena dan Widyatmaja.
2010. Pengantar Dasar Ilmu Pariwisata.
Denpasar :
Udayana University Press